Rabu, 29 Januari 2014

Jalan Raya Margonda

Jalan Raya Margonda adalah jalan utama di Depok,Jawa Barat yang juga merupakan pintu masuk dari arah Jakarta maupun dari arah Bogor.Banyak warga Depok tidak mengetahui berasal dari manakah nama Margonda tersebut.Setelah ditelusuri ternyata nama Margonda adalah nama seorang pejuang '45 yang berjasa pada masa penjajahan Jepang dan Belanda.

Margonda adalah seorang analis kimia dari Balai Penyelidikan Kimia Bogor yang sekarang dikenal sebagai Balai Besar Industri Argo (BBIA).Lembaga yang dulunya bernama Analysten Cursus ini didirikan sejak Perang Dunia I oleh Indonesiche Chemische Vereniging,milik Belanda.

Margonda pernah bekerja untuk Belanda dengan mengikuti pelatihan penerbang cadangan di Departemen Penerbangan Belanda.Dia tidak lama bekerja disitu karena pada tanggal 5 Maret 1942,Belanda menyerah kalah yang pada akhirnya dikuasai oleh Jepang.Dan disitulah Margonda memutuskan bekerja untuk Jepang.Meskipun dia bekerja untuk Jepang,tidak membuat Margonda kehilangan rasa cintanya kepada Tanah Air.

Setelah Indonesia merdeka,Margonda mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang bermarkas di Jalan Merdeka,Bogor.Tetapi sangat disayangkan karena umur kelompok ini relatif singkat.Banyak anggotanya pecah dan memilih bergabung dengan BKR,Pesindo,KRISS,dan lainya.

Pada 11 Oktober 1945,meletuslah peristiwa yang disebut Gedoran Depok.Penyebabnya karena terlalu banyaknya kelompok kecil di Depok yang akhirnya membuat petaka bagi penduduk Depok masa itu.Tidak hanya itu,penyebab utamanya juga karena Depok dianggap tidak mengakui kemerdekaan Indonesia karena mereka merasa sebagai "pribumi istimewa".Itulah yang membuat beberapa pejuang marah.Bahkan sumber sejarah mengatakan bahwa Depok sudah lebih dulu merdeka sejak 28 Juni 1714.Mereka punya tatanan pemerintahan sendiri yaknni Gemeente Bestuur Depok yang bercorak republik yang dipimpin juga oleh seorang presiden yang dipilih tiga tahun sekali melalui pemilu.

Margonda sendiri tidak diketahui dimana keberadaanya ketika perang Gedoran Depok meletus yang dimana saat perang terjadi banyak anak-anak dan perempuan Depok ditawan di kantor pemerintahan Depok oleh TKR.Pada akhirnya tentara Nica menyerbu Depok untuk membebaskan para tawanan dan dibawa ke kamp pengungsian di Kedunghalang,Bogor.

Setelah pejuang berhasil dipukul mundur oleh pasukan NICA,kantor Gemeente Bestuur yang tadinya merupakan markas TKR berubah menjadi markas NICA.

Pada bulan November,pejuang yang tercerai berai akhirnya kembali dan menjalin koordinasi dengan membuat sebuah rencana untuk merebut kembali Depok dari tangan NICA.Tanggal 16 November 1945 itulah para pejuang menyerbu Depok.Pertempuran yang berlangsung sehari semalam itu membuat NICA kelabakan,meski Depok gagal direbut pejuang.

Para pejuang akhirnya banyak yang gugur.Di situlah nama Margonda kembali muncul karena ternyata dia berada di antara ratusan pejuang tersebut.Margonda gugur 16 November 1945 di sungai Kali Bata (bukan kalibata di Jakarta Selatan),Pancoranmas,Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar